take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

09 April 2010

they, us

“Don’t judge a book by its cover”
Mungkin bagi kebanyakan orang sudah sering banget mendengar pepatah tersebut, kutipan, paham, prinsip, apapun sebutannya. Ada beberapa yang tidak setuju, dan mungkin kebanyakan malah setuju. Yaa… siapa, sih, yang suka di-stereotype-in? gue juga nggak suka, pernah ada di salah satu postingan gw.


Tapi, tampaknya proses ‘judging’ ini adalah sesuatu hal yang mustahil untuk tidak terlakukan. Secara otomatis kita menilai seseorang dari kesan, yang pertama, atau penampilan, dan lain-lain. Baik itu interpretasi negatif maupun positif, tapi ’judging’ itu akan terjadi, sadar atau tidak sadar.


Well, these are another my point of view. It seems I have to let go the quotation above, and bring out the new ones, something I ever thought since few years ago:

“You cannot judge a human only by one statement”
“I don’t believe in first impression”
“People deserve a second chance, or even more”


Why? Kenapa?

Karena manusia itu kompleks, ia adalah satu sosok dengan banyak peran, berbagai karakter, berbagai sifat, dan lain-lain. A memang hanya satu sosok, tapi ada A1, A2, dan sebagainya. Sisil memang tampak sibuk bahkan untuk menyapa pegawai baru, tapi di saat waktu luangnya, ia ternyata ramah dan menunjukkan perhatian lebih. Boby mungkin tidak bisa menunjukkan sifat tegas dalam berorganisasi, tapi siapa sangka dia sangat update dengan informasi, berita, dan bisa tegas dan percaya diri, plus yakin, kalau udah membahas isu-isu terbaru.


Karena kedua, I believe in networking, I worship it. I think it’s one of most powerful thing in the world of human relation. Apa jadinya kalau menutup diri mengenal orang lain lebih jauh, bukan sekadar dari kesan pribadi kita, menghalangi kita memperoleh network?


Alasan ketiga, masih terkait alasan kedua, karena ‘the person to whom you talk now, you will never know what he/she is going to be in the future’. Percaya dengan networking, berarti percaya bahwa setiap orang yang kita kenal itu akan menjadi ‘somebody’ di masa depan, meyakini bahwa orang yang mungkin baru saja kita kenal, baru diajak bercakap-cakap, ternyata adalah cikal bakal orang sukses ke depanny. Such networking, huh?


Sebenernya itulah yang ingin gw sampaikan di postingan kali ini, ’Kita nggak akan pernah bahwa orang yang kita ajak bicara itu akan menjadi apa di masa depan’.

Curhatan acak: Gw ngerti kalau kita senang membawa kebanggaan angkatan masing-masing, tapi... apa harus juga dengan meremehkan angkatan lain? Dan parahnya, mereka itu masih satu jurusan lho, sayang... benar-benar sayang...

Baru-baru ini adalah seseorang yang emang (gw akui) tingkah lakunya nyebelin banget. Gak usah bawa nama angkatan, deh, emang di satu momen itu dia melakukan hal yang menurut gw itu salah, she shouldn’t be like that. Akhirnya, ya, begitulah, gw dan beberapa kawan yang nggak suka, menjadi-jadilah, gosip singkat, jadiin bahan lelucon singkat, sebagai pelampiasan.



Surprisingly, oknum yang nyebelin ini, DULU gw pernah KENALan. Haha. Pas awal-awal masuk kuliah, ketemu dia yg ternyata satu jurusan, pulang bareng sore-sore pas gelap pas itu gw masih takut sama suasananya. Percakapan singkat, pertemuan yang singkat, cuma sekali, abis itu nggak pernah ketemu lagi, jadi entah apa dia masih ingat gw atau nggak. Yang pasti gw inget banget.



Tapi akhirnya, gw tahu gw salah. Yeah, kita nggak akan pernah tau akan jadi apa orang yang kita ajak bicara saat ini (bisa oke bisa nggak, lho! haha).



And, today I met someone, seseorang yg gw tahu wawasannya banget-bangetan soal internet, website, dan semacamnya. Kita satu kelas di kuliah Pemasaran Interaktif, beberapa kawan menyebut2 dia sebagai ’mas dosen’ (saking tampak dr penampilannya yg serius). Gw nggak kenal dengannya sampai tadi sore gw memutuskan untuk berkenalan dengannya.

Colek, colek, “A****, kan? Kom 07? Kenalin, gw Fika, kom 08”

“Oiya” *shaking hands

“Iya… itu, sebenernya… gw bingung, pemasaran interaktif… yang soal bikin website… bla…bla…bla…”

Yeah, emang gw nekad kenalan buat nanya2 soal tugas bikin website, di mana I’m totally lost but I want to succeed the assignment. Hahaha, emang udang di balik batu sih, but, it such a warm conversation, he’s friendly, although a little bit geek about internet :D hey, what’s wrong with that, by the way??

You’ll never know. Never.

1 comment:

Mona said...

hehehe.. dulu pas kuliah kalo lagi merhatiin temen2 suka kepikiran gini.. "lihat kanan kirimu, 30 tahun lagi, orang di kanan kirimu ini akan jadi orang hebat dengan caranya masing-masing.." hehehe..

a very well-written post, fika :D