take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

18 April 2011

arah baru, salah arah, penyesalan, sedih

Siapa bilang kehilangan arah harus selalu berarti kehilangan secara keseluruhan?

Menemukan arah baru juga bisa berarti kehilangan arah, arah yang lama, yang selama ini ditelusuri, namun ternyata salah arah.

Faktanya, itulah yang gw rasakan saat ini.

Yang terjadi ialah, gw memang menemukan arah yang benar dari apa yang seharusnya gw lakukan selama ini. Yang terjadi ialah, gw telah melalui arah yang salah dari apa yang seharusnya gw lakukan selama ini.

Yap, kalau diputar balik, maka kalimatnya akan menjadi seperti ini: gw salah arah, dan akhirnya kehilangan arah, namun kemudian gw menemukan arah yang benar.

Kesannya akan menjadi positif kalau gw mengutarakannya seperti ini: gw menemukan arah baru, dan meninggalkan arah lama yang selama ini gw telusuri dan salah.

Kalau kalian melihat kondisi tersebut dialami oleh orang lain, yaitu dalam kasus ini ialah gw, maka apa yang akan kalian pikirkan?

Apa yang gw pikirkan?

Penyesalan.

Penyesalan karena memilih arah yang salah selama ini. Dan berbagai pertanyaan penyesalan pun muncul, kenapa dulu gw memilih ini? Apa yang terjadi kalau dulu gw tidak memilih ini dan memilih yang itu? Lalu sekarang sudah terlambatkah? Kenapa dulu gw berpikir untuk memilihnya? Apa sih pertimbangan gw saat itu? Coba gw pikirkan lagi momentum saat itu, apa yang terjadi? Kenapa? Kenapa? dan Kenapa?

Pertanyaan itu benar-benar menghantui gw. Lagi-lagi menambah alasan mengapa bagi gw teknologi mesin waktu itu sangatlah gw dambakan.

Tapi mesin waktu tidak ada saat ini, yang ada penyesalan. Arah baru, arah baru diiringi rasa sesal dan rasa kesal yang amat sangat.

Plus, gw lelah.

Memikirkannya saja sudah lelah, apalagi melakukannya?

Gw menemukan arah baru, sementara gw masih belum menyelesaikan arah lama gw yang salah itu. Sehingga kini yang terjadi ialah, gw berjalan di dua arah yang sama sekali berbeda.

Memikirkannya saja sudah lelah.

Tapi itu harus dilakukan, kalau gw benar-benar bertekad ingin berjalan di arah yang baru itu. Arah yang sebenarnya gw dambakan sejak dahulu, tapi gw memutuskan menjalani arah yang lain..

Dan penyesalan memang satu hal yang wajar apabila muncul di situasi seperti ini.

Bagaimana tidak? Kalau kau sudah tahu mana arah yang benar, tapi kau masih belum bisa lepas dari arah yang salah, apakah kamu masih sanggup menjalani keduanya? terutama arah yang salah, sudah tahu ia adalah arah yang salah, sudah pasti hati ini enggan menelusurinya, meskipun tidak ada pilihan lain.

Sebenarnya gw punya pilihan, hanya saja... hidup di dunia yang sudah terbentuk oleh pola dan aturan, pilihan tersebut seakan bukanlah sebuah pilihan.

Bikin sedih saja.

Terutama, karena beliau yang gw percaya selama ini dalam memilihkan arah untuk gw, juga mengatakan bahwa ia: menyesal.

Makin sedih saja.

2 comments:

Ewi said...

udahlah,, jgan mnyesal.. kalo kita gak pernah salah arah... kita gak bakal tau kalau sekarang kita lagi diarah yang benar. :)

fika farikha said...

Thanks for the comment :D iya, sekarang udah bisa berpikir lebih jernih, kok, thanks buat masukannya, hehe, sempet ngobrol sama teman juga dan udah back on track ^^