To be a better person

To be a better person. Itulah resolusi gw tahun ini. Akhir-akhir ini semuanya nggak berjalan baik, atau kalau sekalipun berjalan baik namun tidak sempurna, bahkan mungkin tidak berakhir baik. Dan gw merasa... the problem is in me. So, I have to change, gw harus bertekad untuk berubah. To be a good person. To be a better person everyday.

Gw sadar penting sekali artinya untuk berubah. Setiap manusia pasti, dan harus berubah. Disadari maupun tidak disadari. Hanya saja, kali ini, ketika gw menyadari dan bertekad untuk berubah, entah kenapa gw merasa sedih.

Rasanya bagaikan harus mengucapkan selamat tinggal pada diri gw yang lama. Diri gw yang bebas, diri gw yang kekanakan, diri gw yang masih tanpa beban, dan lain-lain. Menjadi diri yang baru, yang harus lebih dewasa, yang nggak bisa lagi bersikap tanpa beban, yang harus bertanggung jawab, yang harus berdedikasi, yang tidak bisa lagi kekanakan, dan lain-lain.

“Rasanya seperti tidak bisa memakai baju kesukaan kita karena baju itu sudah tidak cukup untuk kita yang tumbuh besar” – Hinamori Amu (Shugo Chara) –

Yep! That’s exactly how I can imagine. Sedih rasanya untuk mengucapkan perpisahan dengan diri gw yang lama. Apa tindakan gw ini benar? Apa nantinya semua akan berjalan baik2 saja? Apa gw akan kuat menahan perpisahan ini? Apa gw akan tahan dengan diri gw yang baru? Semuanya berkelebat di kepala gw. Menunda perubahan dan gw masih berdiri di atas jembatan antara keduanya.

To change or not to change. To be or not to be.

“Langit itu aneh ya. warnanya berubah-ubah dari pagi, siang dan malam. Tapi itu tetaplah langit yang sama” – Hinamori Amu (Shugo Chara!) –

Ketika kalimat di atas menyadarkan gw, insya Allah gw makin mantap untuk berubah. Walaupun berat, namun harus. Walaupun sedih, namun harus. Gw akan mencoba, dan harus memulainya dari sekarang. The only way to start something is just to start it.

Sayonara... the old me.