take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

23 August 2009

Big Lost - Kehilangan Besar

Okay, selamat memasuki bulan suci Ramadhan untuk semua blogger dan pembaca blog dan netters dan semua orang.


Baru beberapa hari lalu kita merayakan ulang tahun kemerdekaan RI ke-64, dan hampir semua blogger mempostingkan mengenai semangat-semangat yang perlu dipupuk, rasa nasionalisme dan lain sebagainya bla bla bla…


Oke, itu hal yang wajar, gw juga mempostingkan mengenai perayaan tersebut di tahun 2007, yap, 2 tahun lalu. Tapi sekarang-sekarang tidak ada lagi yang gw tuliskan (well, kecuali ini tentunya), cukup satu-dua tulisan (yg udah gw tuliskan dulu), sekarang saatnya menyisipkannya ke tiap tindakan kita. Agak nggak jelas, tapi yang gw maksud di sini adalah gw bosan dengan postingan2 serupa mengenai perayaan kemerdekaan Indonesia, masalahnya topik dari tiap postingan hampir tidak jauh-jauh, gw berharap sebuah postingan dari sudut pandang yang berbeda, makanya hanya beberapa blog saja yang postingan 17 Agustusnya masih menarik minat baca gw.


Terkesan sinis dan mengecewakankah pandangan gw? Yap, bisa dibilang begitu. Tapi, masalahnya adalah, perayaan kemerdekaan tahun ini, gw malah merasakan suatu kehilangan besar – Big Lost. Entah kenapa, atmosfer perayaan kemerdekaan negeri kita di tahun ini tidak sepanas tahun-tahun yang pernah gw rasakan, 17 Agustus 2009 was just like another ordinary days, another HOLIDAY. Yap, kasar, tapi kenyataanya memang bagi gw ini hanya hari libur biasa bagi orang-orang. Hari libur, manfaatkan waktu luang, istirahat, jalan-jalan, dan lain sebagainya.


Gw bertanya-tanya: Where is THE CELEBRATION?


Nothing change, nothing different. Gw nggak inget menonton sebuah perayaan di televisi yang megah kecuali acara-acara komersial bertema kemerdekaan RI. Upacara di Istana Negara merupakan hal wajib jadi tidak masuk hitungan hal-hal yang perlu berubah. Yang cukup menarik perhatian gw adalah Upacara Bendera di Bawah Air di BUNAKEN, yang menurut asumsi gw kalau itu ditujukan untuk sekaligus memajukan nilai pariwisata Indonesia, well, masih banyak hal lain yang menurut gw jauh lebih bisa memajukan pariwisata kita, hal-hal DETIL, yang… ouch! Lebih baik daripada upacara bawah air yang jujur gw belum bisa melihat esensi penting di dalamnya.


(hm, bisa jadi gw nggak nyadar ada CELEBRATION dan ditayangkan di televisi, dan gw kelewatan. Oke, kalau ada cukup kasih tau gw dan ralatlah semua ucapan gw di sini)

Oke, gw terdengar makin sinis.


Kenapa? karena gw kecewa.


Gw mengenang tahun lalu, di mana di Gelora Bung Karno ada parade yang menampilkan GREAT PERFORMANCE dari orang-orang yang menampilkan tarian2 daerah, gambar2 di tribun penonton, dan semuanya yang menurut gw itulah CELEBRATION yang gw maksudkan. Salah satunya.


Sebenernya tidak benar juga gw menulis seperti ini, gw Cuma merasa kecewa tidak ada yang membuat 17 Agustus kemarin menjadi spesial bagi gw. Hiasan bendera merah-putih di sekitar rumah tidak semeriah dulu, acara lomba di RT juga terasa sepi, acara-acara di TV juga tidak menarik perhatian gw.


Again, sebenernya tidak benar juga gw menulis seperti ini.


Jika kita memang ingin membuat hari ini menjadi hari spesial yang berarti, maka kitalah yang harus membuatnya seperti itu.


"Be the change you want to see in this world" kata Mahatma Gandhi.


I need something new. Kalau inget di luar negeri, tiap daerah memiliki cara mereka masing-masing merayakan hari besar.


Di Indonesia juga ada, kan, ya? Tahun lalu gw pernah menonton beritanya, and believe me, it's soo fun.


Lalu tau2 sekarang udah masukbulan suci Ramadhan. Nggak sadar, udah bulan puasa aja, agak2 nggak siap, rasanya, kok, dadakan banget, ya ? terlalu mendadak. Menonton berita TV mengenai tanggal mulai puasa yang selalu menjadi perdebatan beberapa tahun terakhir ini. Rasanya seperti tanggal-tanggal tersebut dipermainkan.


Dan sekali lagi, muncullah postingan2 mengenai selamat datang bulan Ramadhan. Kali ini, facebook turut berperan. Semuanya berstatus 'mohon maaf lahin bathin memasuki bulan suci ini'. Dulu, pesan2 seperti ini akan membanjiri HP kita melalui sms-sms, sekarang posisi sms tergeser oleh internet.


Big lost yang gw rasakan di awal memasuki bulan Ramadhan ini adalah, a really big lost for an IMAM. Yap. Sejak bokap gw nggak ada, 3 tahun masa SMA gw masuk bulan Ramadhan, yang menjadi imam shalat tarawih adalah gw dan adek gw bergantian. Kemudian, di awal masuk kuliah which is bulan Ramadhan tahun lalu, gw sama sekali NGGAK SHALAT TARAWIH, karena ospek jurusan (tidak bermaksud mengkambinghitamkan) yang melelahkan dan mengharuskan gw pulang malem tiap hari. Menjadikan anggota keluarga gw yang lain jd nggak shalat tarawih juga, who's gonna be the imam?


Tahun ini? Terlalu mendadak, jujur semuanya terlalu mendadak. Kmarin malam itulah yg gw rasakan. Siapa yang akan menjadi imam tahun ini ? tidak tarawihnya gw tahun lalu menjadikan bacaan-bacaan tarawih gw tumpul, dan gw kehilangan keyakinan untuk bisa mengimami shalat tarawih keluarga gw.


Ditambah lagi, bulan ramadhan tahun lalu, masih ada bibi pembantu gw yang memasakkan sahur dan membangunkan kita semua. Well, sejak akhir semester 1 gw yang lalu, bibi tersebut tidak lagi bekerja di rumah gw, tidak ada kemampuan finansial lagi untuk nyokap gw menanggunnya. Perpisahan yang tidak menyenangkan.


Dan hari pertama puasa ini, gw berusaha kuat membuka mata jam setengah 4, menghangatkan nasi dan lauk yang ada, membangunkan nyokap dan adek gw. Mungkin besok-besok hari peran tersebut akan berganti2an.


Inilah, keadaan multiroles di rumah gw.


Dan big lost yang gw sangat mengharapkan akan segera bisa mengatasinya.


peace :D

No comments: