take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

04 November 2009

my pandora box

Okeh, siap-siap untuk postingan panjang.


Pernah mendengar istilah kotak pandora? Itu, lho… kotak yang isinya merupakan harapan-harapan kita. Kotak pandora dianggap benda berbahaya karena isinya tersebut. Yeah, harapan dianggap berbahaya karena manusia dianggap sebagai makhluk yang bergantung pada harapan, ia mati-matian bertahan hidup dari harapan-harapan; gambaran akan sesuatu yang baik di masa mendatang yang menjadikan manusia rela malakukan apapun demi harapan tersebut. Padahal seringkali kenyataan yang pahit muncul untuk ditelan bulat-bulat.





Agak pusing, ya? Tapi intinya begitu. Gw bukan orang yang takut berharap, gw survive di kehidupan ini karena memegang erat mimpi-mimpi gw, gw memang bekerja keras untuk itu, tapi gw menjalankannya dengan sukacita.

Ada satu harapan yang gw takuti, harapan dalam urusan suka sama seseorang.

Masalahnya, cewek berada di posisi harap-harap cemas kalau ada cowok yang tampak memiliki indikasi (baca: ketertarikan) terhadapnya. Takutnya kita salah mengartikan, takutnya kita Cuma ke-geer-an, takutnya kita Cuma berharap.

Sementara cowok… kenapa, sih? Ketika cowok sadar dia lagi suka sama cewek, dia nggak langsung aja mengungkapkan perasaannya? Oke, pedekate memang perlu, dan ada satu alasan lain (berdasarkan pengakuan teman cowok): gengsi ditolak.

Somehow, gw masih menganut paham di mana cewek hanya bisa menunggu cowok untuk menyatakan cintanya. Tidak ada hubungannya dengan feminisme, dengan kesetaraan gender, bukan… bukan… gw mencoba membayangkan andaikata gw yang nembak cowok duluan, lalu jadian, gw akan tetap resah bertanya-tanya apakah si cowok juga punya rasa yang sama dengan gw? Jangan-jangan dia mau sekadar jadian aja, nggak bener-bener suka… arghh…

Kita tidak sekadar mencari seseorang yang mau menerima cinta kita, melainkan mencari seseorang yang mau mencintai kita…

Senin kemarin, di kuliah psikologi komunikasi, dosen kami yang super asik tiba-tiba bertanya :

‘Kapan kamu tahu kalau ada cowok/cewek yang jatuh cinta sama kamu ?’

Maka muncullah itu berbagai jawaban, saat sering ngedeketin-lah, saat makin perhatianlah, daaan sebagainya sampai muncul seorang teman kita menjawab :

‘Saat dia mengatakan kalau dia jatuh cinta sama saya’

Damn. She’s right, totally right. Perasaan kayak gitu nggak bisa ditebak-tebak, hanya bisa dipastikan dengan pernyataan konkret yang mematenkannya. Karena apa ? sebelum pernyataan itu benar-benar keluar maka perasaan itu bisa hilang kapan saja.

Gw teringat kutipan dari salah satu buku yang pernah gw baca :

‘Yang namanya cinta sepihak itu kayak orang berjalan, kamu bisa memilih untuk berhenti di mana saja, atau kamu juga bisa memilih untuk berlari dan terus maju’

Suatu saat mungkin orang ada ketertarikan sama kita, tapi sebelum ‘kalimat’ itu terucap, bisa saja ada titik di mana orang jadi il-feel, kan? Atau sekadar menyadari ‘oh…ternyata gw biasa aja, kok, ama dia, Cuma seneng sebagai temen deket aja…’ dan sebagainya. Orang menikah aja cintanya ada yang bisa luntur, lah… gimana kalau orang yang boro-boro nikah, menyatakan perasaannya aja belum?

Kenapa tiba-tiba gw ngomongin ini? karena gw sedang jatuh cintrong dan GUE TAKUT BERHARAP. Gw sedikit mengerti mengapa cowok gengsi ditolak, intinya bukan di gengsi, tapi lebih ke arah “I want him/her to love me back”, kita berharap juga dicintai oleh orang yang kita cintai.

Lama-lama kita jadi orang yang penuh pertimbangan dan pemikiran juga, ya. Kita menciptakan kotak pandora kita sendiri. Bisa-bisa nggak ada lagi istilah ‘he/she is my kryptonite tapi ‘he/she is my pandora box. Dih, jelek banget.

Padahal... kalau diingat-ingat, esensi sebenarnya dari cinta kan giving not taking. Ada salah satu sahabat gw yang beruntung dengan pacarnya yang dimilikinya sekarang. Mereka jadian tanpa tanggal penembakan, berjalan begitu aja dari masa pedekate hingga sekarang statusnya ‘in relationship’.

Gue: Eh, tapi... si Dia (nama cowoknya) pernah bilang suka ke elo, kan?
Temen gue : Pernah
Gue: Kapan? Gimana tuh ceritanya?
Temen gue: Pokoknya pas masa-masa SMS pedekate gitu, ngobrol-ngobrol lalu ujung-ujungnya dia bilang ‘ya, lo tau sendiri, kan, gimana perasaan gue ke elo. Gw suka sama elo, tapi terserah kalau elo nggak ada rasa tertarik yang sama, ya… gue harus mengurangi perasaan gue ke elo ini perlahan-lahan
Gue: (wow) trus? Lo tertarik, kan sama Dia?
Temen gue: Awalnya, sih, emang ada tertarik aja… tapi karena dia jujur banget gitulah gw jadi beneran suka sama dia. Dia jujur banget, frontal menyatakan perasaannya.


Akh, jadi inget… dulu kalau gw ditanya gw suka cowok yang kayak gimana gw pasti jawab:

“cowok yang jujur dan terang-terangan bilang dan nunjukin kalau dia sayang sama gue”. It just feels so romantic knowing you’re loved by someone. Dan nggak sulit bagi cewek untuk menumbuhkan rasa sayang yang sama ke orang yang sayang ke dia, lho. Hahaha…

See? Sebenernya semua orang punya hak untuk suka sama seseorang, masalah terbalas atau tidak terbalas itu seharusnya soal lain. Kalau kita bener-bener tulus sayang, seharusnya kita menghargai perasaan orang yang kita sayang itu, kan? Oke… terlihat terlalu ideal untuk jadi kenyataan, tapi… why not?

Hh… if only all men can be that honest about their feeling…

4 comments:

Anonymous said...

Nikmati aja perasaan jatuh cinta itu... Gak masalah bertepuk sebelah tangan walau menyakitkan. Suatu hari nanti pasti ada seseorang yang datang pada lo dan menyatakan cintanya sama lo...

fika farikha said...

:) thanks' :):)

Anonymous said...

aduh fik, baca cerita kamu ini bener2 ngingetin sama perasaan aku beberapa bulan lalu. kita sebagai perempuan bertanya2 sebenernya dia gimana si ke kita? suka ga si? koq kayak digantungin gini ya? tapi klo ga suka trus perhatian2 setiap hari yg dia berikan maksudnya apa?

well, pertanyaan2 itu pasti ada. tapi semakin ke sini, harapan itu hilang, karena, aku sendiri yg menghilangkan perasaan itu. ahaha..

tapi ada juga lho, orang yg kita pikir suka sama kita tiba2 beberapa hari kemudian jadian dengan cewek lain yg bisa bikin kita shock..

terkadang, cowo itu juga ga suka nunggu, klo dia lihat kita ga mempunyai perasaan yang sama ke dia, dia akan berpaling dan memilih cewek yg jelas2 ketauan suka sama dia.
dan cewek, klo dia liat cowo yg dia suka ga nembak2 dia juga, dia bakal jadian dengan cowo yg nembak dia duluan.

itu egois ga si?? *tebar rasa suka ke banyak orang dan nunggu reaksi yg lebih duluan*

hehe..comment diriku panjang bet ya.. ;p

fika farikha said...

@presyprezl:

itu diaa.... apa yang lo jelaskan dengan panjang lebar itu pun akan tetap menjadi perdebatan panjang lebar; gw pernah membicarakan itu sama seorang temen cowok.

Huah!

Nggak ada habisnya, yah, kalo dua pihak punya pikiran yang sama, sama-sama menunggu, sama-sama nggak ada yang mau bertindak duluan. huee...

Dari gw sih, tetep, harusnya cowok yang dengan jantan gerak duluan. hehe//