take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

25 February 2011

Raungan Hati

Ini adalah raungan hati, karena gw menuliskannya sebagai ungkapan hati yang sangat ingin gw ungkapkan, namun gw tahan sebagai bentuk penghormatan gw atas kemanusiaan, bahwa penting bagi gw sebagai seorang manusia, untuk sebisa mungkin menghindari menyakiti hati orang lain, meskipun sempat terjadi menit-menit amarah di mana gw ingin memuntahkan perasaan ini ke hadapan orang tersebut.

Gw punya akal, logika.

Kita sebagai mahasiswa punya akal, dan logika.

Rata-rata dari kami sudah berusia sekitar 20 tahun. Memang di mata kalian yang 1-2 kali lipat lebih tua usianya dari kami, kami hanyalah anak bau kencur. Namun percayalah, beberapa dari kami sudah mengenal diri kami, dan mengetahui apa yang kami inginkan untuk banyak hal.

Kenapa harus dilarang?

Pertanyaan lain, kenapa ilmu yang diberikan 2 orang itu berbeda? Bukankah seharusnya, team-teaching harus memiliki Satuan Acuan Penilaian (SAP) yang serupa, agar tidak ada perbedaan dalam penilaian. Agar terjadi keadilan, dan terjadi penyebaran ilmu dan gagasan yang merata.

Saya tidak menyalahkan materi yang beliau sampaikan, saya yakin beliau profesional pada bidangnya, dan memiliki gagasan yang brilian. Pertanyaannya, apakah SAP mata kuliah ini memang mengenai hal-hal tersebut? Gagasan-gagasan tersebut?

Kami tahu apa yang kami cari di mata kuliah ini, dan kami mendapatkan yang berlawanan dari yang kami ekspektasikan.

Bukankah kami berhak kecewa?

Setidaknya, biarkan kami merasakan keadilan, keadilan untuk menerima ilmu yang kami cari, tidak gratis untuk kuliah dan belajar di tempat seperti ini.

Saya tahu, bahwa sebagai manusia, sebagai mahasiswa, saya bukan hanya dituntut untuk belajar ilmu dan gagasan, melainkan belajar sifat-sifat kemanusiaan. Yang salah satunya adalah pengertian, dan belas kasih.

Oke, kalau begitu setidaknya biarkan saya menganggap bahwa saya bertahan bukan karena saya ingin mencari ilmu yang bermanfaat bagi saya, saya bertahan karena rasa pengertian dan belas kasih saya.

Itukah yang anda mau?

Saya tidak menyalahinya, kedua-duanya tidak salah. Mencari ilmu memang untuk kebaikan diri sendiri, namun menghormati sifat-sifat kemanusiaan juga berarti menghormati diri sendiri, karena kita adalah manusia.

Mungkin saya menganggap ini terlalu serius, tapi sekali lagi saya bilang, kami sudah bukan anak kecil lagi. Kami berpikir, punya akal, dan logika.

Saya akan bertahan, dan itu bukan demi otak saya, tapi demi hati saya. Entah mana diantara keduanya yang penting untuk diprioritaskan saat ini.



No comments: