take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

24 February 2011

Sensitif

Jarang-jarang gw mengangkat sebuah topik yang sensitif, namun sensitif atau tidaknya tulisan yang akan gw sampaikan di sini tergantung dari perspektif masing-masing orang. Dan gw harap tidak ada masalah yang ditimbulkan dari tulisan gw ini.

Hanya beberapa tiang, pilar, atau tembok, sebutlah apapun itu. Di kampus gw, lebih tepatnya di fakultas tempat gw kuliah saat ini, tiang-tiang itu berdiri menjajar sepanjang koridor paling ramai, jalan yang pasti akan dilewati semua mahasiswa, menuju kelas, maupun menuju pulang. Bisa disebut, ia adalah tiang yang berada di koridor paling strategis di kampus gw, dan menjadikannya sebagai tiang yang bisa dimanfaatkan untuk dipajangi macam-macam hal yang bertujuan menyampaikan informasi, atau semacamnya.

Dengan kata lain, poster, gambar, tempelan, apapun deh.

Dari aturan yang gw dengar, bahkan itu pun hanya selentingan atau benar-benar informasi yang valid, gw pun kurang tahu, tiang itu dilarang keras oleh humas dekanat kami untuk dipasangi benda-benda semacam itu. Poster, gambar, tempelan, dan semacamnya.

Beri tahu gw kalau gw salah, beberapa kali gw mencoba untuk memasang poster di tiang tersebut, selalu terbentur masalah ’izin’ yang berasal dari orang-orang sekitar gw. Dengan kata lain, kontrol yang berasal dari orang-orang biasa, notabene bukan dari humas langsung.

Wajar sih, itu fasilitas, tidak boleh dikotori, sama saja kayak dinding-dinding jalanan yang sering kita lihat di pelataran kota Jakarta dan kota-kota lainnya.

Tapi reseh, dan sungguh membuat gw bete, ketika kemudian ada beberapa kegiatan yang... menempelkan posternya di tiang-tiang tersebut. Oke, untuk mereka yang bergerilya.... mengindahkan peraturan demi suksesnya publikasi kegiatan, saya masih tidak mempermasalahkannya. Namun, untuk mereka yang entah kenapa, di mata gw jelas-jelas memiliki posisi penting, bahkan bisa dikatakan sejajar dengan si pemilik aturan, menggunakan tiang-tiang tersebut juga untuk kepentingan mereka. Damn! I hate it.

Ini hanya dari sudut pandang gw, kecewa, sakit hati, gimana enggak? Rasanya bisa kelihatan kok siapa mereka yang bisa dengan santainya menggunakan tiang-tiang tersebut, dan dengan santainya pula mengumbar akan larangan bagi pihak-pihak lain untuk menggunakannya. ’mereka’ itu... gw tahu punya posisi, peran, dan sedikit kuasa, bahkan mungkin koneksi, dan hubungan baik, di mana hal-hal itu seharusnya merupakan hal-hal yang baik dan menguntungkan, namun di mata gw mereka tidak menggunakannya dengan adil.

Yah, adil, akhirnya kata itu muncul juga di sini. Gw merasa ini adalah ketidakadilan. Hanya hal kecil memang, tapi, HEI, hal kecil saja sudah begini bagaimana hal besar?

Gw nggak mau berlagak sok suci, seakan gw sendiri tidak melihat keuntungan dari memiliki previlege karena hubungan baik dengan pihak-pihak tertentu, itu sangat menyenangkan dan believe me, it’s very helpful, meskipun gw yakin tanpanya pun hidup bisa dibawa mudah. Yang menyebalkan ialah, hal-hal yang harusnya bisa menjadi mudah itu, terasa tidak mudah ketika muncul ketidakadilan di tengah-tengahnya.

Nb. Ini baru tiang, dan sebenarnya bukan hanya tiang


No comments: