take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

01 April 2008

Laskar Pelangi

One thing I really remember when I read this book is: I cried.

Di penghujung cerita. Ketika penulis mengakhiri cerita panjang masa kecilnya, dengan ditutup sebuah kisah seorang anggota Laskar Pelangi, yang terpaksa... tidak melanjutkan sekolahnya.

Well, mungkin beberapa orang akan menganggapnya sebagai ‘cerita lama’. Tentang anak yang putus sekolah, karena alasan kondisi ekonomi, maupun kondisi keluarga.

Tapi ketika gw dibawa untuk menelusuri sepanjang cerita tentang seorang anak yang begitu hebatnya, begitu passionatenya, untuk menuntu ilmu, mencapai cita2. Namun cerita yang panjang itu harus diputus di tengah jalan, oleh gunting bernama realita.

Gw nggak tahu harus ngomong apa tentang dunia pendidikan. Tapi dari sudut pandang seorang yang masih berkesempatan untuk sekolah, gw serasa ingin meneriakkan kepada pelajar2 yang masih mengeluh dengan sekolah dan belajar bahwa “Masih banyak yang mau menggantikan posisilo!!” bahwa kursi yang kita duduki di sekolah saat ini, banyak yang menginginkannya, mengharapkannya, tapi kita sendiri yang telah duduk di atasnya, kerjanya hanya mengeluh dan nggak bersyukur, dampak buruknya, kita nggak berusaha untuk menunjukkan bahwa diri kita masih layak untuk mempertahankan kursi tersebut. Belajar segan, DO pun tak mau.

Yah, mengingat kondisi pendidikan yang ada di Indonesia saat ini, sih, wajar klo emang terasa ada tanda2 yang nggak ‘oke’ di sekolah. Score oriented, Cuma berorientasi pada nilai atau hasil yang tinggi2, tanpa memikirkan bahwa sesungguhnya yang paling penting dalam pembentukan diri manusia itu adalah prosesnya yang matang.

Sudahlah... yang ada ntar gw malah jadi orang muna’ di sini. Karena gw sendiri belum bisa menyebut diri gw sempurna dalam hal bersyukur.

That’s why, I cried when I read the book.

Gw merasa harus bisa melakukan sesuatu. Untuk Indonesia ini, dan untuk bangsa ini.

- - -

Sebenernya udah lama banget gw baca buku ini. Tapi baru sempet nulis ulasannya sekarang. Yah, mumpung filmnya (yg kabarnya mau dibuat) belum keluar.

Can’t wait to read the next three books.

1 comment:

tammi prasetyo said...

sama nek
gue juga nangis di bagian itu
sampe nyeseeeek bgt!
dan gue ngerasa dunia enggak adil, bukan dunianya yang enggak adil.
tapi kita (manusia) lah yang membuat batas2 serta aturan yang membuat DUNIA ENGGAK ADIL