take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

21 May 2008

Siang dan Sore




“Ditinggalkan dan meninggalkan. Mana yang lebih menyakitkan?”



Kalau ada hal yang paling menyakitkan hati, adalah ketika kita ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi. Gw terbangun dari tidur siang gw dengan mendengar suara-suara orang yang berbicara pelan bahwa seorang baru saja meninggal dunia. Tetangga kami.
Berita mengejutkan. Sangat mengejutkan, karena beberapa hari sebelumnya tidak pernah ada tanda2 sakit atau sekarat dari beliau. Dia adalah seorang tetangga yang sudah tinggal lama di Jl. Anggrek 17 (tempat tinggal kita semua selama kurang lebih 17 tahun) bahkan sejak gw masih TK. Kabar terbaru hanyalah bahwa 2 hari ini dia memang sudah sakit dan opname di rumah sakit. Penyakit jantung katanya.
Semua anggota keluarga gw kaget. Terutama nyokap gw yang baru pulang kerja. Dalam sekejap keadaan di Jl. Anggrek 17 menjadi sunyi mencekam, hanya terdengar suara klontangan besi dari tiang2 tenda yang segera didirikan sepanjang jalan depan rumah gw. Semua tetangga tidak menyangka akan kejadian ini, sangat tidak disangka-sangka, mungkin sama halnya seperti ketika dulu bokap gw yang meninggal.
Well, hari sudah menjelang sore ketika kemudian gw mendengar derum mobil ambulance yang gw tahu pasti sedang mengangkut jenazah pulang ke rumahnya. Semua orang keluar rumah untuk melihat, termasuk gw. Dalam sesaat langsung terdengar suara-suara tangis diiringi seorang yang berteriak histeris, masih dalam suara2 tangis anak2nya yang setahu gw ada banyak. Sore yang sunyi dan hanya suara2 yang berasal dari keluarga besar itulah yang terdengar. Dan langsung tiba2 gw merasakan sedikit sesak di dada mendengarnya, gw dapat merasakan alis gw yang perlahan mengkerut dan mata gw yang lemas. Sementara nyokap gw hanya melihat dari balik jendela kamarnya.
Kematian... berada sangat dekat dengan diri kita semua. sama dekatnya dengan kehidupan kita. Kedua hal tersebut hanya dipisahkan oleh sebuah garis tipis yang hampir tak tampak. Menanti2 giliran kita, membuat kita sadar bahwa kehidupan adalah berharga untuk dijalani sebaik2nya, walaupun akan tiba saat ketika kematian merenggut segalanya.
Kita tidak akan pernah tahu takdir Tuhan, yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa dan berusaha sebaik2nya agar tidak menyia2kan hidup, karena saatnya nanti akan ada perhitungan untuk amal2 baik kita.
Semoga beliau diterima di sisi-Nya, dan bagi keluarga yang ditinggalkan agar tetap tabah menjalani hidup.
“Kadang dalam hidup terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, namun kita harus memilih...”

1 comment:

tammi prasetyo said...

itulah hidup
ada yang datang dan pergi

gue rasa, lebih enak menjadi yang 'meninggalkan' karena tidak merasakan sakitnya 'ditinggalkan'.

mmm..