take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

02 July 2008

ATONEMENT: An unhappy ending story





“Come back, come back to me” – Cecilia Tallis –



Itulah kutipan dialog yang diucapkan Cecilia (Keira Knightley) ke Robert (James McAvoy) saat kedua orang yang saling mencintai itu terpaksa harus berpisah.


Romantis? Terdengar seperti film romantis? Yah, memang ini sebuah film romance. Tapi, buat orang2 yang suka melihat a Happy Ending Love Story, jangan harap bisa menemukannya di film ini. Karena di film ini there’s no such a happy ending love story. It’s all totally turned to a bad ending.

Robbie Turner and Cecilia Tallis

Tapi biar begitu, bukan berarti film ini nggak menarik untuk ditonton, karen film ini termasuk pemenang piala Oscar di Academy Award dalam beberapa kategori.

Gw udah tertarik sejak pertama nonton trailer film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Ian McEwan ini. Ceritanya sendiri adalah tentang perpisahan 2 orang yang saling mencintai, di mana perpisahan yang amat sangat tidak menyenangkan itu adalah karena kesalahpahaman dari adik kecil mereka yang suka berimajinasi.

Briony Tallis adalah anak gadis yang memiliki imajinasi tersendiri akan hal2 yang dilihatnya. Pikiran dan imajinasinya berkembang jauh dari kenyataan yang dilihatnya (alias ia terlalu kebawa suasana cerita2 picisan tanpa tau kenyataan). Dan karena hal itulah, ia menciptakan sebuah kesalahpahaman yang mengakibatkan kakak perempuannya, Cecilia, harus berpisah dengan Robbie Turner (James McAvoy), pria yang dicintai dan mencintainya. Sebuah kesalahan BESAR yang baru disadarinya ketika ia dewasa dan saat itu sudah terlambat baginya untuk menebus kesalahannya. SANGAT TERLAMBAT.


Uoooh! Pokoknya ceritanya complicated. Sedih, deh! Bukan sedih yang bakalan bikin lo nangis2 (nggak, film ini nggak secengeng itu), tapi sedih me-nye-dih-kan. Sangat. Like what I said at first, ini adalah sebuah cerita dengan unhappy ending.

Tapi, secara keseluruhan film, memang film ini layak mendapat penghargaan. Mengingat bahwa ceritanya sendiri bukanlah cerita yang memiliki klimaks, namun dapat disampaikan dengan baik secara total. Sutradaranya siapa dulu, dong! Joe Wright! Orang yang sama dengan yang menyutradarai film Pride and Prejudice (salah satu film bagus lainnya yang juga fenomenal).

Nggak kayak film August Rush (ups!). Jujur aja, film itu sebenernya udah punya ide cerita yang bagus dan bakalan keren di bagian klimaks. Gw udah tertarik banget begitu nonton trailernya. Tapi entah karena salah bunda mengandung (?) atau emang sutradaranya nggak pas bikinnya, jadi film ini terasa amat buruk waktu gw menontonnya. Nggak ada feel-nya (maksud gw ‘feel’ sebagai film). Alurnya nggak kerasa, klimaks-nya nggak kerasa, tapi emang dari segi musik udah bagus walopun jadi nggak terasa spesial karena kualitas alur film yang jelek banget. Gw sendiri heran kenapa masih ada yang bilang alur film ini bagus. Adek gw yang doyan nonton aja sependapat sama gw. Yah... they don’t see what we see, atau mungkin sebaliknya. Tapi gw tetep nge-fans sama Freddie Highmore! Ouh! He such a talented young guy!

Balik lagi ke Atonement, di sini... ada si ganteng James McAvoy! Uwaah...! i adored him very much!!!

si ganteng

No comments: