take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

02 July 2008

The Letters of Iwojima, surat yang berharga


“MATI”


Itulah sebuah kata yang selalu mereka tanamkan di pikiran sebagai prajurit Jepang yang sedang mempertahankan pulau Iwojima dari pasukan Amerika.


Film ini menjelaskan mengapa Jepang bisa kalah saat perang Asia Timur Raya alias Perang Pasifik antara Jepang dengan Amerika. Ya, jelas aja kalah, orang yang ditanamkan di pikiran mereka itu ialah ‘mati’ bukannya ‘menang’.


Memalukan memang. Merasa bahwa kalau ikut perang untuk mempertahankan aset negara ini berarti mereka harus mati dulu baru bisa dibilang pahlawan perang, baru bisa dibilang terhormat. Akhirnya sebagian besar dari mereka memilih ‘mati’ bunuh diri sebelum berperang, karena dianggap itu adalah hal yang terhormat sebagai prajurit. Mati. Bukannya berjuang sampai mati. Bukannya berjuang untuk kemenangan sampai mati. Bukannya untuk menang.


Parah... parah... Itu yang tersirat di pikiran gw selama menonton film ini. Pokoknya film ini keren banget, deh, wajib nonton. Film yang keseluruhan berdialog bahasa Jepang ini disutradarai sama orang Amrik, Clint Eastwood, yang juga menyutradarai versi Amerika dari film ini berjudul Flag of Our Fathers, yang pastinya lebih dilihat dari sudut pandang tentara Amerika dan gaya filmnya Amerika juga. Film ini juga ditayangin di channel tempat gw nonton iwojima ini, tapi belum sempet nonton aja. Ntar, deh, kalo ada jadwal tayangnya lagi.


Kata-kata itu memiliki kekuatan, lho...


“Menang atau mati...!”


“Mati atau tidak menang...!”


Serupa tapi tak sama, kan? (sebenernya emang nggak sama, sih)


Yah, perang yang pernah terjadi di bumi tempat kita berpijak sekarang ini, pastilah telah banyak memakan korban jiwa, nggak ada yang lain yang diberikan perang kecuali penderitaan, penderitaan, dan penderitaan. Jiwa maupun fisik. Sampai sekarang, juga mungkin para saksi perang tersebut masih mengetahui bagaimana rasanya itu.

No comments: