take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

23 May 2009

Create our flow


Gw punya mimpi, sebuah cita-cita, entah orang menyebutnya apa, itu bisa berbeda-beda.
Mimpi gw adalah: Menjadi animator dan mempunyai studio animasi yang go international.

Banyak orang mengatakan “Hiduplah seperti air yang mengalir”. Gw pribadi merasakan ada hal yang kurang dari pernyataan tersebut. Hidup, memang adalah sesuatu yang mengalir, seperti air. Tapi, apakah dengan begitu kita menjalani hidup dengan mengikuti aliran tersebut begitu saja? Bagi gw, menjalani kehidupan, tidaklah sekedar mengikuti aliran kehidupan, kalau seperti itu rasanya seperti hidup tanpa tujuan.

Dalam hidup, kita memerlukan tujuan, tujuan itu bisa sesuatu yang besar, seperti cita-cita, bisa sesuatu yang kecil, yaitu sekedar mendapatkan kebahagiaan untuk diri. Ketika kita sudah tahu apa tujuan kita, maka kita akan tahu apa yang harus kita lakukan untuk meraihnya. Kita akan menciptakan arus dalam aliran kehidupan kita, arus yang akan membawa ke tujuan kita, bukan ke tempat lain. Kita memilih arus yang benar, yang akan membawa kita ke laut, bukan ke empang.

Dengan begitu, mungkin pernyataan yang lebih baik adalah “Hidup itu mengalir seperti air, tapi kitalah yang menentukan arah alirannya”

Ketika mimpi gw itu muncul di saat gw kelas 2 SMP, yang gw pikirkan adalah berusaha agar bisa kuliah ke Jepang dan belajar animasi di sana. Namun ternyata ada perubahan besar dalam hidup gw, ayah gw dipanggil oleh-Nya saat gw duduk di kelas 3 SMP. Perubahan besar tersebut tentu akan merubah bagaimana gw akan menjalankan kehidupan gw dan meraih cita-cita gw.

Manusia diciptakan dengan akal dan budinya, mereka diciptakan sedemikian rupa agar bisa bertahan hidup. Setelah ayah gw tiada, tinggal ibu gwlah yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kami tinggal bertiga, beliau, gw, dan adek gw. Kalau gw hanya hidup mengikuti arus kehidupan, mungkin sekarang gw nggak kuliah di UI.

Impian untuk kuliah animasi sepertinya harus sedikit bergeser, well, banyak jalan menuju Roma, kan? Ternyata makin banyak kursus2 animasi yang kompeten dibuka di Jakarta, tapi gw tidak memilih untuk memulainya di masa SMA.

Memasuki masa SMA, gw serius menekuni belajar gw. Mengikuti kursus animasi harus ditunda hingga kuliah, karena memakan waktu yang banyak (jadi ada beberapa level dalam pembelajarannya) dan gw ragu bisa menekuni dengan serius kalau hampir sebagian besar waktu gw saja sudah habis untuk sekolah. Ayah kami memang meninggalkan warisan yang cukup besar, namun itu disimpan untuk digunakan sebagai biaya gw dan adek gw kuliah. Itulah alasan lain kenapa kursus animasi harus ditunda sampai gw kuliah, karena gw dan ibu gw sudah merencanakan bahwa nantinya gw harus kuliah sambil kerja (part-time job), agar bisa menambah pemasukan gw untuk memodali kursus gw. Atau ada pilihan lain, yaitu kuliah dengan beasiswa prestasi, sehingga uang kuliah gw bisa dialokasikan untuk kursus animasi tersebut.

Tentunya, mimpi gw nggak hanya terwujud sebatas oleh kursus, kan? Kuliah adalah penting juga untuk bisa mencapainya, kuliah apa yang bisa gw ambil? Pilihan gw (juga hasil diskusi dengan ibu gw) jatuh ke dua jurusan: DKV (desain dan komunikasi visual) dan komunikasi.

Untuk komunikasi, gw memiliki pilihan: UI atau UNPAD (tergantung mana yang diterima). Untuk DKV, adalah : FSRD ITB atau DKV UMN (Univ. Multimedia Nusantara).

Gw bukanlah orang yang cerdas dari sananya. Oke, teman2 SMA gw boleh mengatakan demikian, namun sebenarnya itu adalah hasil dari kerja keras dan juga perencanaan. Untuk bisa kuliah di tempat yang diinginkan (dan gw juga mengharapkan beasiswa prestasi), gw butuh sebuah jalan untuk mencapainya. Gw belajar dengan serius, gw memilih masuk jurusan IPS supaya bisa berprestasi di sana (karena gw suka materi IPS, dan melakukan sesuatu yang kita suka akan membuat kita lebih sukses, kan?), dan akhirnya bisa rangking selama 3 tahun dan: Voila! Gw diterima di komunikasi UI jalur PPKB alias PMDK, berkat usaha dan doa (saat itu gw juga takut nggak diterima, tapi sangat berharap untuk diterima). Itu adalah hari yang amat membahagiakan, gw merasa one step ahead to my dream, gw merasa bahagia sebahagia-bahagianya. Sayang, ternyata di masa gw, PPKB tidak lagi memudahkan pembiayaan kuliah, jadilah... gw berniat untuk bekerja di tingkat 2 gw kuliah (part-time job dulu, lah...).

Sebenarnya, banyak hal lain yang gw lakukan untuk mendukung mimpi gw tersebut. Seiring dengan waktu, mimpi gw berkembang menjadi ingin membuat animasi dan film, dan memiliki studio animasi&film yang go internasional. Gw ingin membuatnya sebagai animasi atau film yang menghadirkan cerita yang inspiratif dan penuh makna.

Gw suka menulis (dulu waktu kecil cita-cita gw ingin menjadi novelis), dan ingin berkembang di dalamnya, maka gw memilih jurusan komunikasi dan akan memilih peminatan jurnal cetak, agar kemampuan menulis gw berkembang menjadi sesuatu yang bisa dinikmati banyak orang.

Gw juga ingin tulisan yang gw buat dapat divisualisasikan dengan indah juga, dan itu menuai kecintaan gw terhadap fotografi. Sejak SMA sampai sekarang gw menekuni kegiatan tersebut. Bagi gw, fotografi membantu gw merekam segala gambaran kehidupan yang gw lihat di sekitar gw, dan menjadi sesuatu yang ingin juga gw sampaikan.

Untuk menggambar sendiri, yang sudah menjadi hobi gw sejak SD, gw tetap melanjutkan hobi tersebut sampai datang kesempatan untuk bisa berkembang dengan kursus animasi, gw juga berencana untuk minta teman mengajari gw olah digital (yeah, gw belum bisa itu).

Ketiga hal di atas, adalah hal-hal yang memiliki kesinambungan satu sama lainnya dalam mencapai cita-cita gw. Cerita, dan visualisasi, maka dari itu untuk gw masuk komunikasi adalah sesuai juga dengan apa yang gw cita-citakan.

Tapi, ternyata ketiga hal di atas juga bisa berkembang sendiri-sendiri dan sangat membantu gw. Memang gw mempunyai cita-cita di ujung sana, tapi bukan berarti gw nggak mau berkembang di perjalanan gw menuju cita-cita gw, kan? Gw ingin menulis cerpen atau novel, gw juga mengikuti lomba-lomba menulis, fotografi, dan membuat komik (kalau ada), dan ternyata mereka cukup menghasilkan, lho. Lomba-lomba seperti itu juga sempat gw ikuti saat gw SMA dan beberapa sukses menghasilkan hadiah uang dan barang. Ini membuka pikiran gw bahwa uang didapat tidak hanya dengan bekerja, tapi juga bisa didapat dengan keinginan untuk berkembang.

Kalau membaca apa yang gw tulis di atas, rasanya kehidupan gw udah well-organized banget, ya? Gw terlihat seperti orang yang sudah membentuk arus kehidupan gw, ke mana aliran air akan membawa gw. Hal-hal yang gw lakukan sekarang, adalah hal-hal yang akan berpengaruh dengan impian gw ke depannya, bukan sekadar gw lakukan tanpa alasan. Itu menjadi sebuah motivasi sendiri untuk gw menjalankan kuliah sebaik mungkin, gw masih punya target mendapat beasiswa prestasi supaya ada dana kuliah yang bisa dialokasikan ke hal lain.

Apa yang sudah gw capai sampai saat ini, bukannya tanpa hambatan. Dalam aliran sungai pun seringkali kita mendapati batu-batu besar, yang membuat kita harus membelok baru kemudian bisa kembali ke arus yang benar.

Meninggalnya ayah gw adalah salah satu contoh perubahan yang membuat jalan gw harus sedikit diubah, untuk kemudian bisa kembali ke arusnya. Kemudian, adanya ospek selama semester 1 kemarin, juga membuat gw baru bisa menata keseharian gw pada saat semester 2 ini: kuliah, ikut lomba-lomba, organisasi, mencari kerja part-time.

Ada kalanya juga susah mengalihkan diri gw dari kenikmatan-kenikmatan gw bersama teman-teman. Gw masih sering sehabis kuliah nongkrong lamaaaaa banget sama temen-temen gw, rasa malas juga tak jarang hadir ketika gw melakukan kegiatan, itu semua menjadi kelalaian gw sendiri yang membuat gw menjadi tidak disiplin dengan diri gw sendiri. Ketika kita sudah menciptakan arus kita, menemukan arah aliran kita, kesulitan yang dihadapi kemudian adalah: bagaimana untuk bisa bertahan dalam arus tersebut, stick to the flow, jangan sampai terbawa arus lain.

Argh, itulah yang menjadi kesulitan terbesar gw saat ini. Ketidakdisiplinan gw terhadap apa saja yang sudah gw rencanakan. Seringkali gw merasa berat untuk tidur di malam hari, berat untuk menerima bahwa ketika esok pagi terbangun, hari sudah berganti, dan ternyata banyak hal yang belum kita lakukan.

Seringkali kita benar-benar ingin menjalankan hidup apa adanya, tanpa terikat tujuan, tanpa terdesak oleh waktu yang sebenarnya terus berjalan tanpa belas kasihan. Tapi, gw nggak mau itu akan menjadi sebuah penyesalan di kemudian hari.

Gw menulis ini semua, agar gw ingat, agar gw ingat, dan agar gw ingat selalu di saat gw lupa.

No comments: