take it easy, so life will be

Menyadari bahwa saat ini saya hanya ingin membuat hidup saya terasa lebih fun, maka sayalah yang harus membuatnya seperti itu. It's no kidding, you are what you want, you are what you say, you are what you eat, and you are what you be.

10 November 2009

CIN(T)A



Haiiiiikk! Sesuai dengan judul postingan kali ini, hari ini gue baru saja menonton film CIN(T)A yang itu, lhoooo! Tau kan tau kaaan!??? Jadi kebetulan banget, nih, sekalinya gw dan adek gw lagi kepengen banget nonton film itu, sayangnya udah abis tayang di bioskop (lagian di Blitz I can’t afford juga, sih..), dan muncullah roadshow dan pemutaran film itu di fakultas Psikologi UI hari ini...! hawhawhaw... pucuk dicinta ulam tiba bangeeet, mana plus-plus ada diskusi dengan si sutradara, script-writer, dan para pemainnya pula...ahh, what a day!

Gw baru inget, di beberapa postingan lalu gw sempat menuliskan mengenai pendapat gw akan perasaan cinta antar orang yang beda agama, yang pake filosofi pohon dan tembok itu. Dengan menonton film ini, gw serasa dibawa flashback sama pemikiran gw tersebut, dan... overall gw suka banget sama film ini.

Nilai plus-plus dari film ini di mata gw ialah, ia menampilkan cerita mengenai perasaan cinta antara dua orang yang berbeda keyakinan, tidak dalam konteks seperti sinetron; maksudnya tidak sekadar menampilkan alur cerita: pertemuan, klimaks, anti-klimaks, blablabla. Namun... itu hanyalah sebuah cerita dengan alur datar yang diisi pemikiran-pemikiran dari pasangan yang sedang jatuh cinta namun berbeda agama tersebut. Semua ditumpahkan dalam line-line yang bukan sekadar dialog. Somehow they like quotations for some of us.

Bukan sekadar film sentimentil, yang menampilkan sisi cengeng dari sebuah cerita cinta yang...yah, katakanlah mustahil (ceritanya!), tapi lebih ke pendalaman karakter para tokohnya yang mengungkapkan apa yang mereka pikirkan, dan rasakan, dalam situasi seperti itu. Dan bagusnya lagi adalah tokoh mahasiswa yang dipakai di film ini menunjukkan sisi kritis dan smart mereka (pernyataan ini no offense), menjadikan film yang isinya banyak pemikiran ini cocok dimainkan sama tokoh mahasiswa tersebut.

Well, it’s time to make thoughts rather than just play your feeling, right?

So, I think it’s a smart movie, it’s full of thoughts, it’s not just another teen movie :D

After-movie, mulailah itu para pemain dan sang sutradara lalu sang script-writer memunculkan diri. Kita nonton diskusi bareng mereka, daaan... Ouch! Sutradara-nya ASIK BANGETTT...! hehewhew, lalu lalu sebagai perempuan sejatinya gue juga mengakui bahwa si Sunny Sun alias pemeran tokoh utama pria itu LUCUUU,, awawawawawww....

I watch her (the director) speaking, answering all the questions come from the audience, and I like her sooo much! I love her deep thoughts that covered with her funny personality. Nggak nyangka aja, loh, sutradara seasik dan se-anak muda inilah yang membuahkan film yang isinya full of thoughts gituuu...ooohh.

Last but not least, I will present 2 quotations of today. First is come from the movie, and the rest is come from the director. Gue kasih inti-nya saja, karena dialog persisnya rada lupa, hehe.



It’s the dialog between Cina and Annisa discussing about their God. Somehow they’re debating about themselves with their differences in belief, they know they’re in love each other and here comes the line...
Cina : “Kalau gitu kau pindah saja ke agamaku!”
Annisa : “Bagaimana kamu yakin aku nggak akan mengkhianatimu, kalau Tuhan aja bisa aku khianati?”

Dari mbak Sammaira Simanjuntak the director, hehe... we’re really having fun with the talkshow! Here it goes...

“Tiap orang punya definisi yang berbeda-beda, bayangkan di dunia yang sebesar ini dengan manusianya yang banyak, berapa banyak definisi yang ada? Asal kita tidak memaksakan saja definisi kita tersebut”

You know... gue masih bertahan dengan filosofi pohon dan tembok yang gue buat. It’s my definition at all; itulah definisi yang gue miliki.

No comments: